Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjalankan gaya hidup sehat, sedikit banyak telah membuat banyak orang mulai rutin mengonsumsi bahan makanan berlabel organik, dari mulai sayuran, daging, hingga ikan yang dibudidayakan secara organik atau bebas bahan kimia.
Konon katanya, makanan yang diproduksi secara organik lebih sehat dan minim risiko. Bahkan demi klaim ini, mereka harus rela merogoh kocek yang cukup dalam. Benarkah hal ini?
Dilansir dalam The Sun, United States Department of Agriculture (USDA) menyebut jika bahan makanan yang diproduksi secara organik, khususnya ikan organik, bisa jadi tidak memiliki arti apapun.
Alasannya, pihak USDA mengklaim jika kebanyakan produk ikan organik, terutama ikan beku dan ikan kalengan, proses budidayanya belum diawasi penuh oleh pemerintah. Dengan kata lain, label organik yang menempel dalam produk tersebut bisa saja hanya klaim sepihak untuk menaikan nilai jualnya.
Dengan kata lain, ada atau tidaknya label organik dalam kemasan produk ikan tersebut, bahan makanan yang satu ini tetap merupakan sumber pangan yang baik. Bahkan Lembaga Pengawasan Makanan dan Obat Amerika (FDA), menyarankan untuk mengonsumsi variasi ikan 2-3 porsi per minggu.
Dalam keterangannya, Stephen Ostroff, M.D., Wakil Komisaris Makanan dan Kedokteran Hewan FDA, menyebut jika ikan merupakan sumber protein dan nutrisi penting, terutama untuk anak-anak, wanita hamil, dan mereka yang sedang menyus ui.
Untuk mengurangi risiko paparan merkuri yang banyak terdapat dalam ikan laut, Stephen menyarankan kita untuk membatasi konsumsi ikan jenis tertentu, seperti King Mackerel, Hiu, Marlin, Tuna jenis bigeye, ikan Todak dan ikan yang banyak hidup di dasar laut.
Selain itu, konsumsi juga sumber protein pendamping lainnya sebagai variasi menu, terutama sumber protein yang berasal dari daging merah, telur, daging unggas dan kacang-kacangan.
Lalu bagaimana dengan kondisi di Indonesia? Sejauh ini baru ada satu jenis ikan yang diternakkan secara organik di negara kita, yaitu ikan lele. Memang ternak lele dengan metode organik ini sangat menguntungkan peternaknya karena ikan lele yang diternak secara organik akan lebih berbobot ketimbang ikan lele yang diternak dengan cara biasa. Tapi sayangnya, sampai saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak terkait mengenai apakah ikan lele organik ini lebih sehat ketimbang ikan lele yang diternakkan secara organik.
Kesimpulannya, konsumsi ikan memang sangat disarankan, terutama untuk anak-anak, ibu hamil dan menyusui. Tapi jika bicara tentang ikan organik lebih sehat ketimbang ikan biasa, klaim tersebut masih butuh pembuktian lebih lanjut, baik dari sertifikasi maupun penelitian lanjutan oleh pihak berwenang.
Bagaimana menurutmu ever Ladies, masih mau setia mengonsumsi ikan organik?